Sunday, December 28, 2014

TAHAP, KRITERIA, DAN TUGAS PERKEMBANGAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Perkembangan adalah perubahan yang sistematis, progresif, dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya. Sedangkan tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntasakan tugas berikutnya, sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.

  1. Rumusan Masalah
  1. Apa-apa saja tahap-tahap perkembangan?
  2. Bagaimana yang dimaksud kriteria perkembangan?
  3. Apa saja tugas perkembangan?
  1. Tujuan
  1. Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan
  2. Untuk mengetahui kriteria perkembangan
  3. Untuk lebih memahami tugas-tugas perkembangan dalam pendidikan




BAB II
PEMBAHASAN

TAHAP-TAHAP DAN TUGAS PERKEMBANGAN

A.    Tahap-tahap Perkembangan

Perkembangan adalah perubahan yang sistematis, progresif, dan dan kesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya. Perubahan itu dijalani oleh anak manusia khususnya sejak lahir hingga mencapai tingkat kematangan dan kedewasaan.[1]
Pendapat-pendapat mengenai penahapan yang bermacam-macam itu secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :
a.       Tahap Perkembangan Berdasarkan Biologis
1.      Pendapat Aristoteles
Aristoteles menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai dewasa itu dalam tiga tahap yang masing-masing lamanya tujuh tahun.
ü  Tahap I            : dari 0;0 sampai 7;0: masa anak kecil atau masa bermain.
ü  Tahap II          : dari 0;7 samapai 14;0: masa anak, masa belajar atau     masa sekolah rendah.
ü  Tahap III         : dari 14;0 sampai 21;0: masa remaja atau pubertas; masa peralihan dari anak menjadi dewasa.
            Penahapan ini berdasarkan atas gejala dalam perkembangan jasmani. Hal ini mudah ditunjukkan antara tahap I dan tahap II dibatasi oleh pergantian gigi, antara tahap II dan tahap III titandai oleh mulai berfungsinya perlengkapan kelamin (misalnya kelenjar).[2]
2.      Maria Montessori, membagi tingkat-tingkat perkembangan anak dengan berazas pokok pada azas kebutuhan fital (masa Peka) dan azas kesinukan sendiri.
ü  Periode I, umur 0-7 tahun, yaitu periode penangkapan dan pengenalan dunia luar dan panca indera.
ü  Periode II, umur 7-12 tahun, periode abstrak dimana anak mulai menilai perbuatan manusia atas dasar baik dan burukdan mulai timbulnya insane kamil.
ü  Periode III, 12-18 tahun, yaitu periode penemuan diri dan kepekaan social.
ü  Periode IV, umur 18 tahun keatas yaitu periode pendidikan perguruan tinggi.[3]

b.      Tahap Perkembangan Berdasarkan Didaktis
1.      Pendapat Comenius
Dipandang dari segi pendidikan, pendidikan yang lengkap berlangsung dalam empat jenjang yaitu:
ü  Sekolah ibu (scola materna), untuk anak-anak 0-6 tahun
ü  Sekolah bahasa ibu (scola vernaculan) untuk anak-anak usia 6-12 tahun
ü  Sekolah latin (scola latina) untuk remaja usia 12-18 tahun
ü  Akademi(academica) untuk pemuda-pemudi uisia 18-24 tahun.
Pada setiap tersebut harus diberikan bahan pengajaran yang sesuai dengan perkembangan anak didik dan harus dipergunakan metode penyampaian yang sesuai dengan perkembangannya.
2.      Pendapat Rosseau
ü  Tahap I            : 0,0 sampai 2,0 tahun, usia asuhan.
ü  Tahap II          :2,0 sampai 12,0 masa pendidikan jasmani dan panca indera.
ü  Tahap III         :12,0 sampai 15,0 periode pendidikan akal
ü  Tahap IV         :15,0 samapi 20,0 periode pendidikan watak dan pendidikan agama.[4]
c.       Tahap Perkembangan Berdasarkan Psikologis
Ahli-ahli yang mengikuti pendapat ini menyatakan bahwa apabila orang berbicara menggunakan hal-hal psikologis sebagai landasan. Kelompok ahli ini, yang dirintis oleh Kroh, mencari pengalaman-pengalaman psikologis mana yang khas bagi individu pada umumnya, yang dapat digunakan sebagai masa perpindahan dari fase satu ke fase lain dalam perkembangannya. Kelompok ini beranggapan bahwa dalam perkembangannya, pada umumnya individu mengalami masa-masa kegoncangan.
Pada umumnya, selama perkembangannya individu mengalami masa kegoncangan dua kali, yaitu: yang pertama kira-kira pada tahun ketiga atau keempat, dan yang ke dua pada permulaan masa  pubertas.
Berdasarkan atas kedua masa kegoncangan itu, perkembangan individu dapat digambarkan melewati tiga periode, yaitu:
1.      Dari lahir sampai masa kegoncangan pertama, yang biasanya disebut masa kanak-kanak.
2.      Dari masa kegoncangan pertama sampai masa kegoncangan kedua, biasanya disebut masa keserasian bersekolah.
3.      Dari masa kegoncangan kedua sampai akhir masa remaja, yang biasanya disebut masa kematangan. Umur berapa tepatnya masa remaja tidak dapat dikatakan dengan pasti, tetapi umumnya dapat diterima sebagai ancar-ancar pada umur 21,0 tahun.[5]

B.     KRITERIA PENAHAPAN PERKEMBANGAN

a.       Masa Usia Prasekolah
1.      Masa Vital
Pada masa ini, individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar, Freud menamakan tahun pertama dalam kehidupan individu sebagai masa oral(oral), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan atau ketudaknikmatan.
Pada tahun kedua anak telah belajar berjalan, dengan mulai berjalan anak akan mulai menguasai ruang. Pada tahun kedua ini umumnya terjadi pembiasaan kebersihan (kesehatan).
2.      Masa Estetik
Pada masa ini dianggap sebagai masa keindahan. Kata estetik disini dalam arti bahwa perkembangan anak terutama adalah fungsi pancainderanya. Pada masa ini Montessori menciptakan bermacam-macam alat permainan untuk melatih panca indera.
b.      Masa Usia Sekolah Dasar
Masa ini dipenci menjadi dua fase, yaitu:
1.      Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira 6 atau 7 tahun samapi umur 9 atau 10 tahun. Bebrapa sifat anak pada masa ini antara lain seperti berikut.
a.       Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
b.      Sikap tunduk kepada peraturan permainan yang tradisional.
c.       Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
d.      Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain.
2.      Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9 atau 120 samapai 12 atau 13 tahun. Beberapa sifat khas anak pada masa ini ialah :
a.       Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
b.      Amat realistic, ingin mengetahui, ingin belajar. Mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mula menonjolnya faktor-faktor (bakat-bakat khusus).
c.       Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal khusus, yang oleh para ahli
d.      Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa untuk menyelesaikan tugas dan keinginannya.
e.       Anak-anak pada usia ini gemar mebentuk kelompok sebaya biasanya untuk bermain bersama.
c.       Masa Usia Sekolah Menengah
1.      Masa praremaja (remaja awal)
Masa ininditandai oleh sifat-sifat negative pada remaja sehingga seringkali masa ini disebut masa negative dengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang suka bekerja, pesimistik dan sebagainya.
2.      Masa remaja (remaja madya)
Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini, sebagai masa mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai pantas dijunjung tinggi dan dipuja sehingga masa ini disebut masa merindu puja.
Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup atau cita-cita hidup dapat dipandang sebagai penemuan nilai kehidupan. Pertama, karena adanya pedoman, seremaja merindukan sesuatu yang dianggap bernilai, pantas dipuja walaupun sesuatu yang dipujanya belum mempunyai bentuk tertentu, bahaka seringkali remaja hanya mengetahui bahwa dia menginginkan sesuatu tapi tidak mengetahui apa yang diinginkannya. Kedua, objek pemujaan itu telah menjadi lebih jelas, yaitu pribadi yang dipandang mendukung nila-nilai tertentu. Pada anak laki-laki sering aktif meniru, sedangkan anak perempuan kebanyakan pasif, engagumi, dan memujanya dalam khayalan.
3.      Masa remaja akhir
Setelah remaja dapat menetukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapailah masa remaja akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas perkembangan masa remaja.
d.      Masa Usia kemahasiswaan
Masa usia mahasiswa sebenarnya berumur 18 samapai 25 tahun. Mereka dapat digolongkan pada masa dewasa akhir samapi usia dewasa awal atau dewasa madya. Dilahat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup.[6]

C.     TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN

1.      Tugas-tugas perkembangan pada usia bayi dan kanak-kanak (0,0-6,0)

Tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai oleh masa bayi dan kanak-kanak awal adalah:
a.       Belajar berjalan
Pada usia sekitar 1 tahun, tulang dan otot-otot bayi telah cukup kuat untuk melakukan gerakan berjalan. Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9-15 bulan, pada usia ini tulang kaki, otot dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar berjalan.
b.      Belajar memakan makanan padat
c.       Belajar berbicara
d.      Belajar buang air kecil dan buang air besar
e.       Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin
f.       Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis
g.      Membentuk konsep-konsep( pengertian)  sederhana tentang kenyataan social dan alam, serta mempersiapkan diri untuk membaca.
h.      Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dn orang lain yang dekat dengan baik.
i.        Belajar membedakan benar dan salah, serta mulai mengembangkan hati nurani.

2.      Tugas-tugas perkembangan pada masa sekolah (0,6-12)

a.       Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan
b.      Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
c.       Belajar menyesuaikan diri (bergaul) dengan teman-teman sebayanya.
d.      Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
e.       Belajar keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.
f.       Belajar mengembangkan konsep (pengertian) yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
g.      Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata tingkatan nilai.
h.      Mengembangkan sikap terhadap kelompok social dan lembaga.
i.        Belajar memperoleh kebebasan pribadi.[7]

3.      Tugas-tugas perkembangan masa remaja

a.       Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman-teman sebaya baik pria dan wanita.
b.      Mencapai peran social pria dan wanita.
c.       Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif.
d.      Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
e.       Mencapai kemandirian ekonomi.
f.       Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan).
g.      Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara
h.      Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara social
i.        Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku serta mengembangkan ideology.
j.        Belajar mempersiapkan diri untuk perkawinan dan hidup berkeluarga.

4.      Tugas-tugas perkembangan masa dewasa muda

a.       Memilih pasangan hidup
b.      Belajar hidup dengan pasangan
c.       Memulai hidup berkeluarga
d.      Memelihara dsan mendidik anak
e.       Mengelola rumah tangga
f.       Bertanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warga Negara
g.      Menentukan persahaban dalam kelompok social

5.      Tugas-tugas perkembangan masa dewasa dan usia lanjut

Tugas-tugas perkembangan masa dewasa adalah sebagai berikut:
a.       Memiki tanggub jawab social dan kenegaraan sebagai orang dewasa.
b.      Mengembangkan dan memelihara standar kehidupan ekonomi.
c.       Membimbing anak dan remaja agar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia.
d.      Mengembangkan kegiatan-kegiatan waktu senggang sebagai seorang dewasa, hubungan dengan pasangan-pasangan keluarga lain sebagai pribadi.
e.       Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sebagai orang setengah baya.
f.       Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua yang bertambah tua.
Sedangkan tugas-tugas perkembangan usia lanjut adalah sebagi berikut:
a.       Menyesuaikan diri dengan kondisi fisik dan kesehatan yang semakin menurun.
b.      Meyesuaikan diri dengan situasi pension dan penghasilan yang semakin berkurang.
c.       Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
d.      Membina hubungan dengan sesame usia lanjut.
e.       Memenuhi kewajiban-kewajiban social dan kenegaraan secara luwes.
f.       Kesiapan menghadapi kematian.[8]




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Perkembangan adalah perubahan yang sistematis, progresif, dan dan kesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya. Perubahan itu dijalani oleh anak manusia khususnya sejak lahir hingga mencapai tingkat kematangan dan kedewasaan.
Tugas-tugas perkembangan:
Ø  Tugas-tugas perkembangan pada usia bayi dan kanak-kanak (0,0-6,0)
Ø  Tugas-tugas perkembangan pada masa sekolah (0,6-12)
Ø  Tugas-tugas perkembangan masa remaja
Ø  Tugas-tugas perkembangan masa dewasa muda
Ø  Tugas-tugas perkembangan masa dewasa dan usia lanjut



DAFTAR  PUSTAKA

Rochman Elfi  Yulianti, 2005. Psikologi Perkembangan, STAIN Ponorogo, Yogyakarta.
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,2004. Remaja     Rosda Karya, Bandung.
Ahmadi Abu , Psikologi Perkembangan, 2005. Rineka Cipta, Jakarta.
Danim Sudarwan , Psikologi Pendidikan,2011. Alfabeta, Bandung.



[1] Sudarwan Danim, Psikologi Pendidikan,(Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 69.
[2] Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta. 2005), hal 28-29.
[3] Elfi Rochmah Yulianti, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: STAIN Ponorogo, 2005), hal. 55.
[4] Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 22.
[5] Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta. 2005), hal 33.
[6] Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 23-27.
[7]  Ibid Syamsu Yusuf, hal. 67-70.
[8] Elfi Rochmah Yulianti, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: STAIN Ponorogo, 2005), hal.75-84.

No comments: