BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat administrasi pendidikan terus menerus memikirkan
dan mencari asums-asumsi, prinsip-prinsip dan teori baik berupa axioma maupun
teorema karena pendidikan sebagai system memerlukan upaya berkelanjutan mencari
dan mengembangkan teori system umum untuk aplikasi masa depan.
Filsafat
system muncul sebagai respon terhadap tumbuhnya kompleksitas lingkungan,
ledakan pengetahuan, meningkatkanya spesialisasi dan berubahnya nilai
social-manusia. Perkembangan ini memerlukan pendekatan yang lebih integral,
dinamis dan viable dari manajemen organisasi modern.
Filsafat system akan diuji ulang dengan penekanan pada
arahan masa depan. Isu masa depan organisasi dan manajemen adalah bahwa : (a)
Organisasi dan masyarakat akan maju bersama secara harmonis ;(b) Organisasi
yang lama akan diganti oleh yang baru; (c) Gagasan dan konsep tidak cukup
menjamin perubahan, diperlukan tehnik perubahan; (d) Teori dan metodologi
system merupakan prospek terbaik untuk memecahkan isu organisasi yang kompleks
di masa depan.
Manajemen
berkembang terus menerus secara rasional dan ilmiah. Perubahan yang terus
menerus akibat kemajuan ilmu pengetahuan melahirkan filsafat system. Diperlukan
adanya penerapan teori system umum yang merupakan pendekatan umum,
interdidipliner dan deskriptif. Masa depan melahirkan isu bagi organisasi dan
manajemen yang memerlukan jawaban tehnik perubahan bukan sekedar gagasan atan
konsep. Upaya memecahkan isu organisasi yang kompleks di masa depan adalah
dengan teori dan metodologi sistem
BAB II
PEMBAHASAN
FILSAFAT ADMINISTRASI PENDIDIKAN
A. Filsafat
Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa
arab falsafah. Dalam bahasa yunani disebut philoshopia, dalam bahasa inggris
philoshopy. “Philos” berarti mencintai, dan “shopia” berarti kebenaran,
kearifan, kebahagiaan.
Secara terminologi filsafat berarti menjadi
usaha manusia dalam mencari kebenaran dan kearifan supaya menemukan kebahagiaan
melalui pemikiran dan penemuan yang mendalam, meluas dan menyeluruh.
Subtansi filsafat adalah kebenaran. Kebenaran
memiliki 4 arti yang berbeda:
1. Kebenaran metafisik yaitu kebenaran yang berasal Tuhan
sang pencipta
2. Kebenaran etik seseorang dikatakan benar bila ia
berpegang dan melakukan Tindakan sesuai dengan standar perilaku yang harus
dilaksanakannya.
3. Kebenaran logik adalah kebenaran hasil konsensus,
dianggap benar apabila secara matematis konsisten atau koheren dengan yang
telah diakui dalam kebenaran metafisik dan kebenaran etik.
4. Kebenaran empirik, kebenaran yang teruji dan tahan dari
kritik dan klasifikasi.
Filsafat berasal dari kata “philos” berarti
suka, gemar, cinta, dan Shophia berarti kebijakan atau bijaksana. Berfilsafat
berarti berusaha mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya baik
mengenai hakikat, fungsi, ciri, kegunaan, masalah, dan solusi dari masalah itu
sendiri.
Administrasi adalah keseluruhan proses kerja
sama antara dua orang atau lebih yang di dasari atas rasionalitas tertentu
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dari definisi tersebut
administrasi mengandung beberapa hal:
· Administrasi sebagai seni adalah menunjuk pada proses
yang diketahui hanya permulaan sedang akhirnya tidak ada.
· Unsur-unsur administrasi:
- Adanya
dua manusia atau lebih.
- Adanya
tujuan yang hendak dicapai.
- Adanya
tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
- Adanya
peralatan atau perlengkapan termasuk waktu dan tempat untuk melaksanakan
tugas-tugas tersebut.
· Administrasi sebagai proses kerja sama bukan merupakan
hal yang baru, ia timbul bersama peradaban manusia.
Management adalah kemampuan atau ketrampilan
untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui
kegiatan-kegiatan orang lain (management merupakan inti dari admninistrasi).
Perbedaan administrasi dengan management adalah:
a. Administrasi dilihat dari fungsionil yakni: pertama,
menentukan tujuan menyeluruh yang hendak dicapai.kedua, menentukan
kebijaksannaan umum yang mengikat seluruh organisasi.
b. Management berfungsi untuk melakukan kegiatan-kegiatan
yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijak
sanaan umum yang telah ditentukan pada tingkat administrasi, tujuan dan
kebijaksanaan pada tingkat management bersifat departemental atau sektoral.
Leadership; kemampuan seorang pemimpin dalam
menggerakkan resauces akan menentukan keberhasilannya dalam mencapai tujuan
atau sasaran yang telah ditetapkan.
Human relation; keseluruhan rangkaian hubungan
baik yang bersifat formil maupun non formil antara atasan dengan bawahan.
Organisasi; setiap bentuk persekutuan antara
dua orang atau lebih yang bekerja sama secara formil terikat dalam rangka
pencapaian tujuan.
Prinsip, dalil dan rumus ilmu eksakta bersifat
pasti sedangkan ilmu sosial bersifat adaptif karena penerapan prinsip, dalil,
dan rumusannya disesuaikan tempat, waktu, dan manusia (kepastian dalam ilmu
sosial adalah ketidak pastian). Dalam ilmu administrasi, faktor-faktor
administrasi dikenal sebagai faktor ekologis atau lingkungan yang meliputi
- Filsafat
negara; karena filsafat negara adalah tali pengikat seluruh warga negara
maka filsafat administrasi harus selaras dengan filsafat administrasi di
suatu negara.
- Karena
administrasi merupakan lanjutan dari politik maka politik administrasi
harus merupakan lanjutan dari politik negara.
- Tingkat
pembangunan yang telah dicapai ekonomi yang telah dicapai; tingkat
kesejahteraan rakyat akan sangat dalam perioritas pembangunan yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam kegiatan administrasi.
- Tingkat
pendidikan rakyat; Tingkat pendidikan akan sangat berperan dalam proses
komunikasi dalam komunikasi terutama berkaiatan dengan cara menyapaikan
instruksi, berita, perintah, informasi, dan sebagainya
- Bahasa;
Bahasa sebagai pengikat persatuan juga merupakan hal penting dalam usaha
menciptakan suatu “frame of referene” yang sama dalam bidang administrasi.
- Agama;
Sebagai salah satu faktor yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya
dengan agama pola bekerja sama antara perlakuan seorang atasan akan
berjalan sesuai dengan rel-rel kemanusian terhadap bawahannya.
- Letak
(geografi) negara; Letak geografi suatu negara akan mempengaruhi pola
komunikasi dan tranportasi terutama dalam pelaksanaan kegiatan
administrasi, misalnya seperti dalam implementasikan suatu keputusan.
- Struktur
masyarakat; Proses administrasi dan management relatif akan lebih mudah
dilaksanakan pada struktur masyarakat homoden dibandingkan dengan
masyarakat yang heterogen.[1]
B. Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan menjadi 2 yaitu:
- Filsafat
praktik pendidikan adalah analisis kritis dan komprehensif tentang
bagaimana seharusnya pendidikan diselenggarakan dan dilaksanakan dalam
kehidupan manusia. Filsafat praktik ini dibedakan menjadi :
- Filsafat
proses pendidikan adalah analisis kritis dan komprehensif tentang
bagaimana seharusnya kegiatan pendidikan itu dilaksanakan dalam kehidupan
manusia. Filsafat proses ini biasanya mebahas tiga masalah pokok apakah
sebenarnya pendidikan itu, apakah tujuan pendidikan itu, dengan cara apa
tujuan pendidikkan itu didapat.
- Filsafat
sosial pendidikan adalah analisis kritis dan komprehensif tentang
bagaimana seharusnya pendidikan itu diselenggarakan dalam mewujudkan
tatanan manusia idaman. Filsafat ini terkait 3 masalah pokok yaitu:
hakekat kesamaan pendidikan dan pendidikan, hakekat kemerdekaan dan
pendidikan dan hakekat demokrasi dan pendidikan.
- Filsafat
ilmu pendidikan didefinisikan sebagai analisis kritis komprehensif tentang
pendidikan sebagai salah satu bentuk teori pendidikan yang dihasilkan
melalui riset, baik kualitatif maupun kuantitatif. Objek filsafat ilmu
pendidikan dapat dibedakan dalam 4 kategori: ontologi, epistimologi,
metodologi dan aksiologi.
Esensi dari pendidikan itu sendiri sebenarnya
ialah pengalihan (transmisi) kebudayaan (ilmu pengetahuan, teknologi, ide-ide
dan nilai-nilai spiritual; serta estetika dari generasi yang lebih tua kepada
generasi yang lebih muda dalam setiap masyarakat atau bangsa).
C. Filsafat Administrasi Pendidikan.
Administrasi pendidikan merupakan ilmu yang
membahas pendidikan dari sudut pandang kerjasama dalam proses mencapai tujuan
pendidikan. semua proses usaha kerjasama dalam mencapai tujuan pendidikan
dilakukan dengan melibatkan semua aspek yang dipandang perlu dan positif dalam
usaha mencapai keberhasilan, baik berupa benda atau material seperti uang dan
fasilitas, spiritual seperti keyakinan dan nilai-nilai, ilmu pengetahuan
seperti ilmu dan teknologi;maupun manusia atau human. Oleh karena itu disebut
dengan melibatkan sumberdaya material maupun sumber daya manusia. Mengingat
swetiap sumber daya itu keadaannya terbatas maka pelaksanaannya harus dilakukan
secara efektif dan efisien. administrasi pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
yang membahas pendidikan dari sudut pandang proses kerjasama antara manusia
dalam mengembangkan potensi peserta didik melalui perubahan sikap dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien(dadang
suhardan, 2007).
Adapun batasan ruang lingkup atau bidang
garapan administrasi pendidikan seperti tersirat dalam konsep yang telah
dikemukan diatas meliputi: sumberdaya manusia, sumber belajar, fasilitas dan
berbagai unsur-unsur yang lainnya. Unsure-unsur tersebut secara sistematis
dijalankan melalui tiga fungsi kegiatan, yakni perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan untuk mecapai keberhasilan tersebut memerlukan suatu proswes minimal
meliputi oerilaku manusia dalam berorganisasi sesuai dengan budaya yang berlaku
sebagai alat komunikasi. Perrilaku manusia dalam berorganisasi dapat dinyatakan
dalam bentuk perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan sumberdaya yang
meliputi manusia, program pendidikan dan fasilitas.
Adapun beberapa hal yang harus di pahami agar
tercapainya proses pendidikan yang optimal adalah:hakikat pendidikan, peserta
didik, guru dqan tenaga pendidikan, belajar mengajar dan kelembagaan. Mengenai
unsur-unsur tersebut, nunu heriyanto menjelaskan bahwa:
a. Hakikat pendidikan
1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang
ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan
pendidik.
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik
manghadapi lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat.
3. Pendidikan yang meningkatkan kualitas kehidupan pribadi
dan masyarakat.
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup.
5. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan
prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia
seutuhnya.
b. Hakikat subjek
pendidikan
1. Subjek didik bertanggung jawa atas pendidikannya sendiri
sesuai dengan wawasan pendidikan seumur hidup.
2. Subjek didik memiliki potensi baik fisik maupun
psikologis yang berbeda-beda sehingga masing-pmasing subjek didik merupakan
insane yang unik.
3. Subjek didik merupakan pembinaan individual serta
perlakuan yang manusiawi.
4. Subjek didik pada dasarnya merupakan insane yang aktif
menghadapi lingkungan hidupnya.
c. Hakikat guru dan tenaga kependidikan.
1.Guru dan tenaga kependidikan merupakan agen pembaharuan.
2. Guru dan tenaga kependidikan berperan sebagai pemimpin
dan pendudkung nilai-nilai masyarakat.
3. Guru dan tenaga kependidikan sebagai fasilitator
memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi subjek didik untuk belajar.
4. Guru dan tenaga kependidikan bertanggung jawab atas
tercapainya hasil belajar subjek didik.
5. Guru dan tenaga kependidikan dituntut untuk menjadi
contoh dalam pengelolaan proses belajar bagi calon guru yang menjadi subjek
didiknya.
6. Guru dan tenaga kependidikan bertanggung jawab secara
professional untuk terus menerus meningkatkan kemampuannya.
7. Guru dan tenaga kependidikan menjunjung tinggi kode etik
professional.
d. Hakikat belajar mengajar
1. Peristiwa belajar mengajar terjadi apabila subjek didik
secara aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru.
2. Proses belajar mengajar yang efektif memerlukan strategi
dan media/teknologi pendidikan yang tepat.
3. Program belajar mengajar dirancang dan di implikasikan
sebagai suatu system.
4. Proses dan produk belajar perlu memperolehy perhatian
seimbang didalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
5. Pembentukan kompetensi professional memerlukan
pengintegrasian funsional antara teori dan praktik secara materi dan metodologi
penyampaian.
6. Pembentukan kompetensi professional memerlukan
pengalaman lapangan yang bertahap, mulai dari pengenalan medan, latihan,
keterampilan terbatas sampai dengan pelaksanaan penghayattan tugas-tugas
kependidikan secara lengkap actual.
7. Kriteria keberhasilan yang utama dalam pendidikan
professional adalah pendemonstrasian penguasaan kompetensi.
8. Materi pengajaran dan system penyampainnya selalu
berkembang.
e. Hakikat kelembagaan.
1. LPTK merupakan lembaga pendidikan professional yang
melaksanakan pendidikan tenaga kependidikan dan pengembangan ilmu teknologi
kependidikan bagi peningkatan kualitas kehidupan.
2. LPTK menyelenggarakan program-program yang relevan
dengan kebutuhan masyarakat baik kualitati maupun kuantitatif.
3. LPTK dikelola dalam suatu system pembinaan yang terpadu
dalam rangka pengadaan tenaga kependidikan.
4. LPTK memiliki mekanisme balikan yang efektif untuk
meningkatkan kualitas layanannya kepada masyarakat secara terus menerus.
5. Pendidikan prajabatan gur merupakan tanggung jawab bersama
antara LPTK dan sekolah-sekolah. Pemakai caloin lulusan.[2]
D. Kepala Sekolah Sebagai Administator
Pendidikan.
Salah satu pendekatan yang mengakomodasikan
tuntutan terbaru pengelolaan pendidikan di daerah adalah manajemen berbasis
sekolah (MBS) yang ditetapkan melalui peraturan menteri No 53/u/2001 konsep ini
bertujuan untuk mendirikan, memberikan otoritas kepada sekolah, memberdayakan
sekolah keleluasaan mengembangkan program sekolah dan mengelola sumberdaya dan
potensi yang ada di sekolahsehingga akan terwujud sekolah yang efektif dan
bermutu.
Disamping itu, hal penting lainnya yang perlu dilakukan kepala
sekolah adalah membangun visi yang dimiliki oleh sekolah seharuskan
disosialisasikan, dikomunikasikan, di hidupkan bahkan dikembangkan agar
mempunyai arti, bermakna bagi kehidupan sekolahan itu. Visi merupakan
cita-cita dan pandangan kedepan yang dapat diraih di masa depan melalui
kinerja dengan berbagai upaya dan cara untuk menempuh tujuan tersebut
diperlukan empet pilar yaitu: penentu arah, agen perubahan, juru bicara
dan pelatih “(Aan Qomarah, 2002:428).
Dalam prakteknya kepsek sebagai administrator atau pemimpin
memiliki berbagai fungsi yang harus dijalankan agar kepemimpinannya efektif
dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah.
Kepala sekolah harus berusaha menanamkan, memajukan dan
meningkatkan sedikitnya empat macam nilai yakni pembinaan mental, moral,
fisik, dan artistic.
Pembinaan mental: membina pra teenaga tentang hal-hal yang
berkaitan dengan sikap batin dan watak.
Pembinaan moral: membina pra tenaga kependidikan tentang hal-hal
yang berkaitan tentang ajaran, baik buruk mengenai suatu perbuatan, sikap dan
kewajiban sesuai dengan tugas masing-masing tenaga kependidikan.
Pembinaan fisik: adalah membina pra tenaga kependidikan tentang
hal-hal yang berkaitan dengan kondidi jasmani, kesehatan dan penampilan mereka
secaara lahiriah.
Pembinaan artistic yaitu membina tenaga kependidikan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan
keindahan.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalma
meningkatkan kinerjanya sebagai educator, khususnya dalam peningkatan kinerja
tenaga kependmidikan dan prestasi belajar peserta didik dapat dideskripsikan
sebagai berikut:
a. Mengikutsertakan guru-guru dalam penataran untuk menambah
wawasan guru dalam penataran.
b. kepala sekolah harus menggerakkan tim evaluasi
hasil belajar pesereta didik untuk lebih giat bekerja, kemudian hasilnya
dmiperlihatkan di papan pengumuman.
menggunakan
waktu belajar di sekolah dengan cara, mendorong para guru memulai dan
mengakhiri pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ø Administrasi pendidikan adalah rangkaian
kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang
untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang
diselenggarakan dilingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan
formal.
Ø Tujuan administrasi pendidikan adalah
meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan kegiatan operasional
kependidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Purwanto Ngalim,
Administrasi dan Supervisi Pendidikan,
Remaja Rosdakarya, 2005, Bandung.
Nawawi Hadari, Administrasi Pendidikan, Toko Gunung
Agung, 1981, Jakarta.
No comments:
Post a Comment