Thursday, December 25, 2014

FILSAFAT ADMINISTRASI PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN

Filsafat administrasi pendidikan terus menerus memikirkan dan mencari asums-asumsi, prinsip-prinsip dan teori baik berupa axioma maupun teorema karena pendidikan sebagai system memerlukan upaya berkelanjutan mencari dan mengembangkan teori system umum untuk aplikasi masa depan.
Filsafat system muncul sebagai respon terhadap tumbuhnya kompleksitas lingkungan, ledakan pengetahuan, meningkatkanya spesialisasi dan berubahnya nilai social-manusia. Perkembangan ini memerlukan pendekatan yang lebih integral, dinamis dan viable dari manajemen organisasi modern.
Filsafat system akan diuji ulang dengan penekanan pada arahan masa depan. Isu masa depan organisasi dan manajemen adalah bahwa : (a) Organisasi dan masyarakat akan maju bersama secara harmonis ;(b) Organisasi yang lama akan diganti oleh yang baru; (c) Gagasan dan konsep tidak cukup menjamin perubahan, diperlukan tehnik perubahan; (d) Teori dan metodologi system merupakan prospek terbaik untuk memecahkan isu organisasi yang kompleks di masa depan.
Manajemen berkembang terus menerus secara rasional dan ilmiah. Perubahan yang terus menerus akibat kemajuan ilmu pengetahuan melahirkan filsafat system. Diperlukan adanya penerapan teori system umum yang merupakan pendekatan umum, interdidipliner dan deskriptif. Masa depan melahirkan isu bagi organisasi dan manajemen yang memerlukan jawaban tehnik perubahan bukan sekedar gagasan atan konsep. Upaya memecahkan isu organisasi yang kompleks di masa depan adalah dengan teori dan metodologi sistem







BAB II
PEMBAHASAN

FILSAFAT ADMINISTRASI PENDIDIKAN

A. Filsafat

Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa arab falsafah. Dalam bahasa yunani disebut philoshopia, dalam bahasa inggris philoshopy. “Philos” berarti mencintai, dan “shopia” berarti kebenaran, kearifan, kebahagiaan.
Secara terminologi filsafat berarti menjadi usaha manusia dalam mencari kebenaran dan kearifan supaya menemukan kebahagiaan melalui pemikiran dan penemuan yang mendalam, meluas dan menyeluruh.
Subtansi filsafat adalah kebenaran. Kebenaran memiliki 4 arti yang berbeda:
1. Kebenaran metafisik yaitu kebenaran yang berasal Tuhan sang pencipta
2. Kebenaran etik seseorang dikatakan benar bila ia berpegang dan melakukan Tindakan sesuai dengan standar perilaku yang harus dilaksanakannya.
3. Kebenaran logik adalah kebenaran hasil konsensus, dianggap benar apabila secara matematis konsisten atau koheren dengan yang telah diakui dalam kebenaran metafisik dan kebenaran etik.
4. Kebenaran empirik, kebenaran yang teruji dan tahan dari kritik dan klasifikasi.
Filsafat berasal dari kata “philos” berarti suka, gemar, cinta, dan Shophia berarti kebijakan atau bijaksana. Berfilsafat berarti berusaha mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya baik mengenai hakikat, fungsi, ciri, kegunaan, masalah, dan solusi dari masalah itu sendiri.
Administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama antara dua orang atau lebih yang di dasari atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dari definisi tersebut administrasi mengandung beberapa hal:
· Administrasi sebagai seni adalah menunjuk pada proses yang diketahui hanya permulaan sedang akhirnya tidak ada.
· Unsur-unsur administrasi:
  1. Adanya dua manusia atau lebih.
  2. Adanya tujuan yang hendak dicapai.
  3. Adanya tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
  4. Adanya peralatan atau perlengkapan termasuk waktu dan tempat untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut.
· Administrasi sebagai proses kerja sama bukan merupakan hal yang baru, ia timbul bersama peradaban manusia.
Management adalah kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain (management merupakan inti dari admninistrasi). Perbedaan administrasi dengan management adalah:
a. Administrasi dilihat dari fungsionil yakni: pertama, menentukan tujuan menyeluruh yang hendak dicapai.kedua, menentukan kebijaksannaan umum yang mengikat seluruh organisasi.
b. Management berfungsi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijak sanaan umum yang telah ditentukan pada tingkat administrasi, tujuan dan kebijaksanaan pada tingkat management bersifat departemental atau sektoral.
Leadership; kemampuan seorang pemimpin dalam menggerakkan resauces akan menentukan keberhasilannya dalam mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan.
Human relation; keseluruhan rangkaian hubungan baik yang bersifat formil maupun non formil antara atasan dengan bawahan.
Organisasi; setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama secara formil terikat dalam rangka pencapaian tujuan.
Prinsip, dalil dan rumus ilmu eksakta bersifat pasti sedangkan ilmu sosial bersifat adaptif karena penerapan prinsip, dalil, dan rumusannya disesuaikan tempat, waktu, dan manusia (kepastian dalam ilmu sosial adalah ketidak pastian). Dalam ilmu administrasi, faktor-faktor administrasi dikenal sebagai faktor ekologis atau lingkungan yang meliputi
  1. Filsafat negara; karena filsafat negara adalah tali pengikat seluruh warga negara maka filsafat administrasi harus selaras dengan filsafat administrasi di suatu negara.
  2. Karena administrasi merupakan lanjutan dari politik maka politik administrasi harus merupakan lanjutan dari politik negara.
  3. Tingkat pembangunan yang telah dicapai ekonomi yang telah dicapai; tingkat kesejahteraan rakyat akan sangat dalam perioritas pembangunan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam kegiatan administrasi.
  4. Tingkat pendidikan rakyat; Tingkat pendidikan akan sangat berperan dalam proses komunikasi dalam komunikasi terutama berkaiatan dengan cara menyapaikan instruksi, berita, perintah, informasi, dan sebagainya
  5. Bahasa; Bahasa sebagai pengikat persatuan juga merupakan hal penting dalam usaha menciptakan suatu “frame of referene” yang sama dalam bidang administrasi.
  6. Agama; Sebagai salah satu faktor yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya dengan agama pola bekerja sama antara perlakuan seorang atasan akan berjalan sesuai dengan rel-rel kemanusian terhadap bawahannya.
  7. Letak (geografi) negara; Letak geografi suatu negara akan mempengaruhi pola komunikasi dan tranportasi terutama dalam pelaksanaan kegiatan administrasi, misalnya seperti dalam implementasikan suatu keputusan.
  8. Struktur masyarakat; Proses administrasi dan management relatif akan lebih mudah dilaksanakan pada struktur masyarakat homoden dibandingkan dengan masyarakat yang heterogen.[1]


B. Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan menjadi 2 yaitu:
  1. Filsafat praktik pendidikan adalah analisis kritis dan komprehensif tentang bagaimana seharusnya pendidikan diselenggarakan dan dilaksanakan dalam kehidupan manusia. Filsafat praktik ini dibedakan menjadi :
  1. Filsafat proses pendidikan adalah analisis kritis dan komprehensif tentang bagaimana seharusnya kegiatan pendidikan itu dilaksanakan dalam kehidupan manusia. Filsafat proses ini biasanya mebahas tiga masalah pokok apakah sebenarnya pendidikan itu, apakah tujuan pendidikan itu, dengan cara apa tujuan pendidikkan itu didapat.
  2. Filsafat sosial pendidikan adalah analisis kritis dan komprehensif tentang bagaimana seharusnya pendidikan itu diselenggarakan dalam mewujudkan tatanan manusia idaman. Filsafat ini terkait 3 masalah pokok yaitu: hakekat kesamaan pendidikan dan pendidikan, hakekat kemerdekaan dan pendidikan dan hakekat demokrasi dan pendidikan.
  1. Filsafat ilmu pendidikan didefinisikan sebagai analisis kritis komprehensif tentang pendidikan sebagai salah satu bentuk teori pendidikan yang dihasilkan melalui riset, baik kualitatif maupun kuantitatif. Objek filsafat ilmu pendidikan dapat dibedakan dalam 4 kategori: ontologi, epistimologi, metodologi dan aksiologi.
Esensi dari pendidikan itu sendiri sebenarnya ialah pengalihan (transmisi) kebudayaan (ilmu pengetahuan, teknologi, ide-ide dan nilai-nilai spiritual; serta estetika dari generasi yang lebih tua kepada generasi yang lebih muda dalam setiap masyarakat atau bangsa).
C. Filsafat Administrasi Pendidikan.
Administrasi pendidikan merupakan ilmu yang membahas pendidikan dari sudut pandang kerjasama dalam proses mencapai tujuan pendidikan. semua proses usaha kerjasama dalam mencapai tujuan pendidikan dilakukan dengan melibatkan semua aspek yang dipandang perlu dan positif dalam usaha mencapai keberhasilan, baik berupa benda atau material seperti uang dan fasilitas, spiritual seperti keyakinan dan nilai-nilai, ilmu pengetahuan seperti ilmu dan teknologi;maupun manusia atau human. Oleh karena itu disebut dengan melibatkan sumberdaya material maupun sumber daya manusia. Mengingat swetiap sumber daya itu keadaannya terbatas maka pelaksanaannya harus dilakukan secara efektif dan efisien. administrasi pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas pendidikan dari sudut pandang proses kerjasama antara manusia dalam mengembangkan potensi peserta didik melalui perubahan sikap dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien(dadang suhardan, 2007).
Adapun batasan ruang lingkup atau bidang garapan administrasi pendidikan seperti tersirat dalam konsep yang telah dikemukan diatas meliputi: sumberdaya manusia, sumber belajar, fasilitas dan berbagai unsur-unsur yang lainnya. Unsure-unsur tersebut secara sistematis dijalankan melalui tiga fungsi kegiatan, yakni perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan untuk mecapai keberhasilan tersebut memerlukan suatu proswes minimal meliputi oerilaku manusia dalam berorganisasi sesuai dengan budaya yang berlaku sebagai alat komunikasi. Perrilaku manusia dalam berorganisasi dapat dinyatakan dalam bentuk perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan sumberdaya yang meliputi manusia, program pendidikan dan fasilitas.
Adapun beberapa hal yang harus di pahami agar tercapainya proses pendidikan yang optimal adalah:hakikat pendidikan, peserta didik, guru dqan tenaga pendidikan, belajar mengajar dan kelembagaan. Mengenai unsur-unsur tersebut, nunu heriyanto menjelaskan bahwa:
a. Hakikat pendidikan
1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik manghadapi lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat.
3. Pendidikan yang meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup.
5. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.
b. Hakikat subjek pendidikan
1. Subjek didik bertanggung jawa atas pendidikannya sendiri sesuai dengan wawasan pendidikan seumur hidup.
2. Subjek didik memiliki potensi baik fisik maupun psikologis yang berbeda-beda sehingga masing-pmasing subjek didik merupakan insane yang unik.
3. Subjek didik merupakan pembinaan individual serta perlakuan yang manusiawi.
4. Subjek didik pada dasarnya merupakan insane yang aktif menghadapi lingkungan hidupnya.
c. Hakikat guru dan tenaga kependidikan.
1.Guru dan tenaga kependidikan merupakan agen pembaharuan.
2. Guru dan tenaga kependidikan berperan sebagai pemimpin dan pendudkung nilai-nilai masyarakat.
3. Guru dan tenaga kependidikan sebagai fasilitator memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi subjek didik untuk belajar.
4. Guru dan tenaga kependidikan bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar subjek didik.
5. Guru dan tenaga kependidikan dituntut untuk menjadi contoh dalam pengelolaan proses belajar bagi calon guru yang menjadi subjek didiknya.
6. Guru dan tenaga kependidikan bertanggung jawab secara professional untuk terus menerus meningkatkan kemampuannya.
7. Guru dan tenaga kependidikan menjunjung tinggi kode etik professional.
d. Hakikat belajar mengajar
1. Peristiwa belajar mengajar terjadi apabila subjek didik secara aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru.
2. Proses belajar mengajar yang efektif memerlukan strategi dan media/teknologi pendidikan yang tepat.
3. Program belajar mengajar dirancang dan di implikasikan sebagai suatu system.
4. Proses dan produk belajar perlu memperolehy perhatian seimbang didalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
5. Pembentukan kompetensi professional memerlukan pengintegrasian funsional antara teori dan praktik secara materi dan metodologi penyampaian.
6. Pembentukan kompetensi professional memerlukan pengalaman lapangan yang bertahap, mulai dari pengenalan medan, latihan, keterampilan terbatas sampai dengan pelaksanaan penghayattan tugas-tugas kependidikan secara lengkap actual.
7. Kriteria keberhasilan yang utama dalam pendidikan professional adalah pendemonstrasian penguasaan kompetensi.
8. Materi pengajaran dan system penyampainnya selalu berkembang.
e. Hakikat kelembagaan.
1. LPTK merupakan lembaga pendidikan professional yang melaksanakan pendidikan tenaga kependidikan dan pengembangan ilmu teknologi kependidikan bagi peningkatan kualitas kehidupan.
2. LPTK menyelenggarakan program-program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat baik kualitati maupun kuantitatif.
3. LPTK dikelola dalam suatu system pembinaan yang terpadu dalam rangka pengadaan tenaga kependidikan.
4. LPTK memiliki mekanisme balikan yang efektif untuk meningkatkan kualitas layanannya kepada masyarakat secara terus menerus.
5. Pendidikan prajabatan gur merupakan tanggung jawab bersama antara LPTK dan sekolah-sekolah. Pemakai caloin lulusan.[2]

D.  Kepala Sekolah Sebagai Administator Pendidikan.

Salah satu pendekatan yang mengakomodasikan tuntutan terbaru pengelolaan pendidikan di daerah adalah manajemen berbasis sekolah (MBS) yang ditetapkan melalui peraturan menteri No 53/u/2001 konsep ini bertujuan untuk mendirikan, memberikan otoritas kepada sekolah, memberdayakan sekolah keleluasaan mengembangkan program sekolah dan mengelola sumberdaya dan potensi yang ada di sekolahsehingga akan terwujud sekolah yang efektif dan bermutu.
Disamping itu, hal penting lainnya yang perlu dilakukan kepala sekolah adalah membangun visi yang dimiliki oleh sekolah seharuskan disosialisasikan, dikomunikasikan, di hidupkan bahkan dikembangkan agar mempunyai arti, bermakna bagi kehidupan sekolahan itu. Visi merupakan cita-cita dan pandangan kedepan yang dapat diraih di masa depan melalui kinerja dengan berbagai upaya dan cara untuk menempuh tujuan tersebut diperlukan empet pilar yaitu: penentu arah, agen perubahan, juru bicara dan pelatih “(Aan Qomarah, 2002:428).
Dalam prakteknya kepsek sebagai administrator atau pemimpin memiliki berbagai fungsi yang harus dijalankan agar kepemimpinannya efektif dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah.
Kepala sekolah harus berusaha menanamkan, memajukan dan meningkatkan sedikitnya empat macam nilai yakni pembinaan mental, moral, fisik, dan artistic.
Pembinaan mental: membina pra teenaga tentang hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak.
Pembinaan moral: membina pra tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan tentang ajaran, baik buruk mengenai suatu perbuatan, sikap dan kewajiban sesuai dengan tugas masing-masing tenaga kependidikan.
Pembinaan fisik: adalah membina pra tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondidi jasmani, kesehatan dan penampilan mereka secaara lahiriah.
Pembinaan artistic yaitu membina tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalma meningkatkan kinerjanya sebagai educator, khususnya dalam peningkatan kinerja tenaga kependmidikan dan prestasi belajar peserta didik dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Mengikutsertakan guru-guru dalam penataran untuk menambah wawasan guru dalam penataran.
b. kepala sekolah harus menggerakkan tim evaluasi hasil belajar pesereta didik untuk lebih giat bekerja, kemudian hasilnya dmiperlihatkan di papan pengumuman.
menggunakan waktu belajar di sekolah dengan cara, mendorong para guru memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.





BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Ø  Administrasi pendidikan adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan dilingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan formal.
Ø  Tujuan administrasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan kegiatan operasional kependidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.









DAFTAR PUSTAKA
Purwanto Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, 2005, Bandung.
Nawawi Hadari, Administrasi Pendidikan, Toko Gunung Agung, 1981, Jakarta.



[1] Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Toko Gunung Agung. 1981), hal.5-12
[2] Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung, Remaja Rosdakarya 2004,), hal. 3-5

No comments: